JAKARTA (THE JAKARTA POST/ASIA NEWS NETWORK) – Lebih dari 200 anak-anak termasuk bayi baru lahir dan mereka yang berusia di bawah lima tahun diyakini telah meninggal karena Covid-19 di Indonesia ketika virus itu menghancurkan sistem kesehatan negara yang rapuh.
Indonesian Paediatric Society (IDAI) mengungkapkan pada hari Kamis (25 Juni) bahwa setidaknya 1.543 anak di Indonesia telah dinyatakan positif Covid-19 sejak negara itu mengumumkan kasus virus corona pertamanya pada bulan Maret. Tiga puluh enam dari mereka telah meninggal karena penyakit itu.
Sementara itu, 6.123 anak dikategorikan dalam status PDP, yang mengacu pada orang yang memiliki gejala Covid-19 tetapi belum dites virus, dan 204 di antaranya telah meninggal.
“Datanya sangat menghancurkan,” kata ketua IDAI Aman Bhakti Pulungan dalam pertemuan dengan Komisi X DPR, yang mengawasi pendidikan.
Dia mencatat bahwa tingginya jumlah kematian anak akibat penyakit yang sebagian besar membunuh orang tua terutama disebabkan oleh diare dan pneumonia, serta tidak cukup waktu bagi tenaga medis untuk menyelamatkan mereka.
“Empat dari lima anak datang ke rumah sakit dengan gejala gastrointestinal, seperti mual, muntah dan diare,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka akan melaporkan setiap anak dengan gejala diare sebagai kasus PDP.
Dalam kasus terbaru pekan lalu, Aman mengatakan, seorang bayi berusia delapan bulan meninggal di daerah terpencil sebelum dirawat di rumah sakit. Bayi itu menderita asma dan kadar gula darah rendah.
“Ada ketimpangan data dan layanan kesehatan. Kita tidak bisa hanya melihat layanan di Jakarta tetapi juga harus melihat daerah lain,” katanya.
Kematian bayi berusia 40 hari dilaporkan oleh gugus tugas Covid-19 di Pamekasan, Jawa Timur, pada hari Senin. Bayi itu telah dites positif Covid-19 dengan demam, batuk dan masalah pernapasan dan diyakini telah tertular virus dari tetangga yang berkunjung beberapa minggu lalu.
“Kami tidak kekurangan perlindungan anak-anak, tetapi kami kurang kesadaran bahwa mereka bisa jatuh sakit dan mati. Kita harus melindungi mereka yang lahir selama pandemi,” kata Aman.
Sejauh ini tidak ada kematian di antara anak-anak yang dilaporkan di negara tetangga Malaysia, Vietnam, Singapura dan Thailand.