Olam, Deutsche Bank tutup derivatif valas pertama di Asia terkait target ESG

SINGAPURA (THE BUSINESS TIMES) – Grup agribisnis yang terdaftar di Mainboard Olam International dan Deutsche Bank pada hari Jumat (26 Juni) mengumumkan pelaksanaan derivatif valuta asing (FX) pertama di Asia yang terkait dengan indikator kinerja utama (KPI) lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG).

FX terkait ESG (baht Thailand / dolar AS) ke depan memungkinkan Olam untuk mengunci diskon ketika memenuhi target ESG yang telah ditentukan sebelumnya yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata Olam dan Deutsche Bank dalam pernyataan media bersama.

Olam telah mengeksekusi satu tahun dolar AS / baht FX forward untuk melindungi ekspornya. Kelompok ini mengekspor produk pertanian dari pertanian di Thailand ke seluruh dunia. Ia membeli produk-produk ini dari peternakan di Thailand dalam baht, dan menjualnya kepada pelanggan yang membayar dalam dolar AS. Ini menghadapkan kelompok terhadap risiko mata uang dolar AS / baht.

Solusi risiko FX terbaru mengawinkan persyaratan untuk melindungi risiko FX yang timbul dari menanam tanaman di satu negara dan menjualnya ke negara lain, dan mendukung program Olam untuk memperkuat keberlanjutan rantai pasokannya, kata kelompok itu.

KPI transaksi akan berkontribusi pada 10 dari 17 SDG PBB, yang antara lain mencakup pengentasan kemiskinan, pengentasan kelaparan, peningkatan kualitas gender, dan peningkatan air bersih dan sanitasi.

“Fasilitas inovatif ini memberi kami lindung nilai atas eksposur risiko mata uang kami dan memungkinkan Olam untuk mengunci diskon ketika kami memenuhi target ESG yang telah ditetapkan sebelumnya yang selaras dengan strategi keberlanjutan kami dan SDG PBB,” kata N Muthukumar, direktur pelaksana dan kepala keuangan grup Olam.

Derivatif terkait keberlanjutan mengikuti konsep yang termasuk dalam prinsip-prinsip pinjaman terkait keberlanjutan Asosiasi Pasar Pinjaman, serta taksonomi Keuangan Berkelanjutan UE.

Kamran Khan, kepala ESG Deutsche Bank di Asia-Pasifik, mengatakan: “Keuangan hijau hingga saat ini sebagian besar melibatkan pinjaman, obligasi, dan ekuitas terkait keberlanjutan, di mana standar pasar menjadi standar. Transaksi derivatif terkait keberlanjutan ini memanfaatkan keahlian eksekusi kelas dunia Deutsche Bank dan komitmen terhadap ESG untuk membuka jalur baru yang penting bagi pasar keuangan berkelanjutan global.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *