Wabah di sekolah-sekolah Kristen Korea Selatan mendorong lonjakan kasus Covid-19

SEOUL (Reuters) – Pihak berwenang Korea Selatan berebut pada Rabu (27 Januari) untuk mengendalikan wabah virus corona yang berpusat di sekitar sekolah-sekolah Kristen ketika negara itu melaporkan lonjakan infeksi, meredam harapan untuk keluar dengan cepat dari gelombang ketiga pandemi.

Setidaknya 323 kasus Covid-19 telah dilacak ke gereja dan sekolah misi yang dikelola oleh organisasi Kristen di dua kota, menurut data Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Lebih dari 100 kasus dikonfirmasi semalam di antara orang-orang yang terkait dengan sebuah gereja dan sekolah misinya di Gwangju, sekitar 270 km selatan Seoul, kata para pejabat.

171 kasus lainnya telah dikaitkan dengan sekolah yang berafiliasi di kota Daejeon sejak 17 Januari.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan wabah sekolah misi Daejeon tampaknya telah menyebar selama beberapa waktu sebelum terdeteksi.

Organisasi Kristen yang bertanggung jawab atas fasilitas tersebut, Misi Internasional, diperintahkan untuk menguji semua orang yang terkait dengan 32 dari 40 sekolah dan gerejanya di seluruh negeri.

Kelompok itu meminta maaf karena tidak mengambil langkah-langkah awal untuk mencegah wabah. Dikatakan bahwa sementara beberapa siswa yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala, itu juga gagal mengharuskan siswa dengan gejala seperti pilek untuk diuji.

“Kami sangat meminta maaf karena tidak menanggapi lebih awal dan karena berpikir para siswa bisa pilek ketika seorang siswa pertama kali mengalami demam,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Organisasi itu mengatakan akan menyerahkan daftar 841 siswa dan staf di 11 fasilitas, kantor berita Yonhap melaporkan, mengutip otoritas kesehatan.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun meminta orang-orang yang berafiliasi dengan fasilitas yang terkena dampak untuk dites.

“Kuncinya adalah kecepatan. Saya meminta pihak berwenang dan pemerintah daerah untuk melakukan upaya habis-habisan untuk mengidentifikasi fasilitas terkait dan mencegah penularan lebih lanjut,” kata Chung dalam briefing pemerintah.

KDCA melaporkan 559 kasus baru pada tengah malam pada Selasa, naik dari 354 sehari sebelumnya, menjadikan penghitungan nasional menjadi 76.429 infeksi dengan 1.378 kematian.

Korea Selatan telah berhasil mengendalikan virus berkat pengujian agresif dan pelacakan kontak, tetapi gelombang ketiga yang pecah akhir tahun lalu terbukti lebih sulit untuk dikendalikan.

KDCA mengatakan 45,4 persen infeksi di negara itu selama setahun terakhir disebabkan oleh infeksi klaster yang muncul dari kelompok erat tertentu. Fasilitas keagamaan adalah sumber utama dari kelompok tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *